Selamat Datang Tuan dan Puan. Horas!

Sabtu, 25 Maret 2023

Menjaga Jari di tengah kemajuan media sosial

Perkembangan media sosial (medsos) cukup pesat belakangan ini. Semua kalangan dari yang tua sampai remaja sudah familiar dengan medsos. Medsos pun kini dapat menjadi sumber rezeki, atau bahkan sumber masalah bagi kita, tergantung bagaimana kita memanfaatkannya. Saya pertama kali mengenal medos Friendster, lalu kemudian ada Facebook, Twitter, Instagram, dan teranyar adalah Tiktok. Di era media sosial ini pun ada profesi baru bernama Selebgram, Selebtwit, dan sejenisnya. Orang-orang menjadi terkenal tidak lagi melalui TV, tapi melalui medsos. Banyak orang mendadak menjadi Orang Kaya Baru (OKB) karena viral lalu kemudian terkenal. Dengan menjadi terkenal dan banyak pengikut, mereka lalu mendapat endorsement kemudian mendapat uang dari sana. Ini adalah bagian dari media sosial sebagai sumber rezeki.


Media sosial sebagai masalah?

jika kita melihat berita, banyak sekali orang-orang yang pada akhirnya kehilangan jabatan atau bahkan sampai berhadapan dengan hukum karena postingannya di media sosial.

Hilang jabatan? banyak petinggi instansi di negeri ini yang jabatannya hilang karena postingan di media sosial, bahkan bukan dari media sosialnya sendiri melainkan milik istrinya. 

Bermasalah dengan hukum? Ahmad Dhani adalah salah satu contohnya, dan masih banyak lagi. Silakan saja googling.


Pepatah lama mengatakan "mulutmu harimaumu". Saat ini pun ada istilah "Jarimu juga harimaumu".


Medsos memang menghadapkan kita pada 2 kemungkinan, rezeki atau musibah, dan itu menjadi pilihan bagi kita. Di era kemajuan medsos saat ini kiranya kita lebih mampu menjaga jari daripada mengetik komentar dan membuat postingan. Mampulah menahan diri dalam bermedsos.


Mengutip dari akun twitter @efenerr, beliau mengatakan prinsip bermedsos yang paling pas:

1. tetap jadi diri sendiri

2. tidak FOMO

3. menahan diri berkomentar jika di luar kepakarannya

4. kalau salah, minta maaf

5. kalau ada yang ramai, tahan diri

6. diam saja kalau tak tahu harus komen apa


Saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan @efenerr dalam twitternya. Yang paling penting adalah menahan diri dalam berkomentar. Banyak warganet (sebutan bagi orang yang bermedsos) yang suka berkomentar tanpa berdasar atas sebuah postingan. Akibatnya adalah dibully dan menjadi tutup akun. Sangat penting untuk tidak sok tahu dalam hal apapun, karena medsos akan selalu meninggalkan jejak sekalipun postingan atau komentar telah kita hapus, akan selalu ada warganet lain yang telah screenshot apa yang kita tulis.


Selain itu, dengan menjaga jari dalam bermedsos juga membuat tidur kita tetap nyenyak karena terhindar dari serangan warganet atas postingan atau komentar kita yang kurang tepat.

Animated Spinning Kunai - Naruto